Sebongkah Harapan ( Cerita Bersambung - Episode 4 )
Ang'ger hanyan menundukkan kepala ketika ia sedang dinasehati oleh ibunda tercintanya, Ia hanya menjawab dengan menganggukkan kepala, Ang'ger tidak berani untuk memandang wajah setengah sepuh ibunya, rasa ta'dzim yang begitu besar ia tampakkan dihadapan ibunya, segala bentuk wejangan ibunya adalah sebuah petuah yang sangat teramat beharga, karena tempat pendidikan yang sangat istemawa adalah ketika ibu sudah mengatakan akan perihal dalam hidup, ketika dalam hidup adalah perjanan bukan tujuan atas suatu keinginan yang kau kehendaki, janganlah kau tempuhi dan kau terjal nak, kita hanya perlu jalan dalam setapak yaitu tujuan atau keinginan. janganlah kau keliru memahami dalam sebuah nasehat ini, kelak nanti kau pasti akan memahami dalam sebuah perjalan hidup yang semestinya kau lakukan.
setelah ibunya merasa cukup dalam nasehanta, Ibunya langsung merapihkan tempat ruangan yang telah ia gunakan untuk makan bersama Ang'ger, dengan sigap dia sendiri yang meminta kepada ibudnya, biar Ang'ger yang membersihkan ruangan ini BU, lebih baik ibu istirahat saja, setelah aku selesai merapihkan semuanya, aku pamit untuk izin keluar kedepan Bu. Aku tidak akan lama meninggalkan ibu sendirian, setelah semuahnya selesai ia bersihkan dan ruangan tertata rapih, Ang'ger kemudian izin pamit dengan ibunya untuk menghirup udara segar.
dalam benaknya dari setiap langkah, ia masih teringat akan pepatah ibunya, bahwasanya hidup adalah perjalan bukan tujuan atas suatu keinginan, sungguh nasehat yang sangat membingungkan dan sulit untuk dicerna serta diterapkan, tutur kata yang penuh dengan teka - teki. sambil terus berjalan Ang'ger selalu menafsiri tentang perihal itu, dia bertanya akan nasehat ibunya, akan tetapi dia berusaha menjawab atas pertanyaannya sendiri, sungguh diluar nalarku akan perihal ini. tetap saja aku tidak mampu untuk memahaminya, karena aku masih belum tahu persis akan perihal kehidupanku kelak nanti, akan tetapi nasehat ini akan aku pegang dan ku ingat selalu.
Ang'ger merasa cukup atas nuansa angin malam yang telah menerpa tubuhnya, meskipun sedikit kecewa atas ketidak pahamnya akan perkataan ibunya ia kemudian bergegas untuk kembali kerumahnya dengan langkah agak cepat, karena waktu yang sudah larut dan ia tidak ingin untuk meninggalkan ibunya sendirian. tak lama kemudian Ang'ger telah sampai rumahnya tepat pukul 10.15 wib, ia mencoba menengok kamar ibunya untuk memastikan apakah sudah tertidur apa tidak, begitu pintu dibuka dengan penuh kehati - hatian agar suaranya tidak mengganggu ibunya yang sedang istirahat, ternyata ibu sudah nyenyak dalam tidurnya.
Ang'ger langsung mengambil air wudlu, karena setiap ia ingin istirahat, Ang'ger tidak pernah lepas dari yang namanya air wudlu, karena ia tidak ingin merasa terganggu dalam mimpi yang buruk menimpanya ketika sedang istirahat dan terjaga dari sesuatu yang tidak di inginkannya, setelah dia selesai akan perihal kebiasanya, kemudian Ang'ger melakukan sholat sunnah. tubuh Ang'ger merasa lelah dan kini ia sudah dilanda rasa ngatuk, sejak pagi ia telah menggerakan tubuhnya untuk menggantikan ibunya berjualan keliling.
0 Response to "Sebongkah Harapan ( Cerita Bersambung - Episode 4 )"
Post a Comment