-->

AdSense

Aku Terluka Oleh Ungkapan JIwa ( Cerita Bersambung - Episode 2 )

Aku Terluka Oleh Ungkapan JIwa ( Cerita Bersambung - Episode 2 )

Rita : "haaaaii... gimana pendaftarannya tadi,ada sedikit problem apa tidak".
Isna : "semuanya berjalan dengan lancar dong".
Rita : "kamu tidak langsung mengisi pelajaran Is"... ?
Isna : " mungkin besok aku sudah mulai mengikutinya, setelah selesai dengan mendaftarkan diri,aku langsung berjalan-jalan mengelilingi area kampus,agar aku tidak keliru menuju setiap tempat".
Rita : "bagus deh,biar kamu tidak kebingungan dengan nuansa kampus barumu ini".

Mereka berdua akhirnya melanjutkan perjalanan mengampiri satu tempat ke tempat yang lain, karena Isna masih belum mengetahui tempat barunya,ia merasa masih bingung dengan setiap jalan yang baru dia ketahui, Rita mengajak Isna menuju tempat yang tidak jauh dari arah jalan pulang rumahnya, yaitu toko buku, setelah mencari buku yang Rita inginkan, karena waktu yang sudah hampir sore merekapun akhirnya memutuskan untuk pulang. Dalam setiap perjalanan,Isna sambil mengingat dan memperhatikan arah, agar ia suatu saat pergi sendirian tanpa repot-repot meminta bantuan dengan Rita.

Akhirnya sampai jugalah dirumah Isna, tadi sewaktu mampir ketoko buku, ternyata banyak buku-buku yang sangat menarik untuk aku beli, besok kita kesena lagi yuk, aku minta deteminin denganmu,hari ini benar melelahkan yaa Rit.
Rita : "Iya betul, sudah sih cuacanya sangat panas, kenapa kamu tadi tidak menggunakan uangku saja".
Lisa :"kan masih ada hari esok Rit"..!!!
Rita :"Lis,aku pulang dulu yaa, sudah mulai gelap nih,besok kita lanjut lagi yaa".
Lisa :"Oky deh,hati-hati dijalan yaa Rit", Thaks atas perjalanan hari ini.

Ingin rasanya cepat-cepat hari esok, dalam sanubarinya sangat penasaran dengan buku yang ia baca ditoko buku, karena menurutnya buku itu sangat pas sekali dengan sifat dan juga jiwanya, yang ada hanya ingin membeli buku tersebut "mudah-mudahan buku itu benar-benar bagus isinya", dalam kamar Isna sebetulnya ada sedikit kendala dalam kampusnya ketika dia melakukan pendafataran ulang, yang membuat dirinya tidak langsung masuk kelas,padahal hanya translite nilai semester yang tidak terbawa. Setelah seharian berada diluar, Isna sangat menikmati kamar barunya, dia belum sempat menata ruangan pribadinya secara menyeluruh, kamar yang sangat berantakan, tutur Isna.

Setelah semuanya siap dan selesai sholat shubuh, Isna berolah raga di sekitar area rumahnya sambil menghirup udara segar dipagi hari, karena jam kuliah masih lama anggapnya.Isna adalah orang yang sangat aktif dalam segihal kegiatan,tubuhnya tak kenal lelah, ramah sekaligus murah senyum, hanya saja perasaan dia pernah merasa tergores oleh sosok lelaki yang dia sayangi dikampus lamanya, orang tuanya berpindah tempat karena tugas pekerjaannya yang memaksa ia harus turut andil berpindah tempat sekaligus untuk menghilangkan goresan pena dalam jiwanya tentang perasaannya.

Semenjak mengalami problem dengan orang yang teramat ia sayangi, jiwa Isna selalu tidak ingin yang namanya mengingatkan akan hal yang benar-benar batinnya tersayat, rasa trauma akan kehadirannya membuat dia merasakan kemalasan dan ketidak semangatan dalam menjalani hari-harinya, kasih sayang yang ia bangun dan dambakan akan sampai suatu ikatan yang suci hancur ditengah perjalanan, dia lebih memilih wanita lain yang menurutnya mampu memberikan rasa nyaman atas kehadiran terbarunya.dimana rasa kesalahan saya terhadapnya sehingga dia mampu melakukan dengan sangat tidak menghargai perasaanku ini.

Aku benar-benar telah dibuat buta oleh bayangan yang berpura-pura atas rayuan muslihatnya yang teramat dahsyat, aku mengira dia adalah lelaki baik-baik yang mampu menjaga serta menjungjung tinggi martabat perasaan dan juga jiwaku yang sebagai wanita ini, sungguh diluar nalar atas ketidak dugaanku sebelum aku menjalaninya, seharusnya aku mencermati sebelum aku memilih dan menerimanya, kenapa aku harus selemah ini atas rayuan muslihatnya.apa karena aku wanita polos atau karena aku wanita paling bodoh, sehingga aku tidak mampu menghindari pradigmanya ini, seolah-olah barometer jiwaku seperti tak menentu dalam melangkah.

ini hanya filosofi perasaan dalam jiwa, kenapa setiap derai langkahku seakan-akan berat dalam menjalani, apa aku telah dibutakan oleh perasaan yang telah menutupi sanubari pikiranku dan juga hasratku untuk setiap derai langkah yang telah aku rancang dengan sangat matang. ia datang dengan sangat halus, aku hanya mampu merasakan melalui perasaanku, entah kenapa aku sangat terlena dengan kehadirannya, derai senyuman yang selama ini telah menghiasi wajahku, kini semuahnya telah sirna oleh keadaan yang menerkam seluruh jiwa, hingga aku sulit unuk mengembalikan itu semuahnya kepadaku.

0 Response to "Aku Terluka Oleh Ungkapan JIwa ( Cerita Bersambung - Episode 2 )"

Iklan Atas Artikel